Mengapa harus berseteru dan berdebat persoalan benar dan salah, jika sebenarnya kedua-duanya bersalah atau jika kedua-duanya sama-sama benar. Kenapa harus sibuk menyuruh orang bertobat, jika kita sendiri belumlah bertobat dengan sebenar-benarnya. Lagi pula, Tuhan toh memang memerintahkan kita untuk selalu bertobat bahkan setiap saat ketika kita melakukan dosa (kesalahan) termasuk juga ketika kita salah bicara, salah tuduh, dst.
Kita ini bukanlah seorang wali Allah apalagi Nabi yang selalu mendapatkan panduan wahyu sehingga selalu benar dalam bertindak. Namu kita memang tidak dilarang menasehati orang lain agar selalu berbuat yang baik, namun tentu dengan cara yang bijaksana bukan dengan cara kesurupan atau menyerupai orang gila.
Sehubungan dengan perseteruan antara Eyang Subur dan Adi Bing Slamet, mengingatkan kami akan nasehat seorang guru ngaji kami yg hanya terkena di Kampung:
Jangan sampai kita mengatasnamakan kebenaran namun apa yang sedang kita lakukan merupakan kesalahan fatal yang dibenci Allah.
0 Komentar