Tips-Tips Ringan Seputar Pemotretan (Pre-Wedding)

Tips-Tips Ringan Seputar Pemotretan

Merencanakan Tema Album Pre-Wedding
Foto-foto pra-pernikahan (pre-wedding) kini semakin banyak digemari oleh pasangan-pasangan yang hendak melangsungkan pernikahan. Foto-foto pre-wedding umumnya dibuat sebagai sebuah karya seni yang akan meninggalkan kesan indah, unik, dan bercitarasa pribadi.

Selain dikemas dalam bentuk album yang kelak layak dijadikan pajangan yang enak dipajang dan dibuka-buka di meja tamu (coffee table), beberapa foto pre-wedding juga dicetak besar untuk dipajang di area resepsi pernikahan.

Sebagai karya seni yang diharapkan indah dan bercitarasa pribadi, pengambilan foto-foto pre-wedding memerlukan perencanaan yang cermat agar kelak hasil karya foto tersebut layak pajang baik di acara resepsi maupun di meja tamu.

Berikut ini beberapa tips ringan sebelum menjalani sesi foto pre-wedding.

Tentukan Konsep Album Foto
Beberapa contoh di bawah ini mungkin tidak berhubungan dengan Pre wedding, namun contoh yang disampaikan di bawah ini dapat anda terapkan sebagai salah satu konsep pemotretan pre-wedding anda :
  • Album Konvensional yaitu hanya kumpulan foto dengan lokasi tertentu tanpa memiliki tema yang saling berhubungan. Biasanya antara photo satu dan photo lain yang ditampilkan tidak memiliki hubungan history (sejarah). Pemotretan dilakukan sekedarnya dengan mengikuti kondisi yang ada.
  • Historycal Album yaitu konsep album yang bertemakan sebuah cerita sebagaimana skenario film atau sinetron. Antara satu photo dengan photo lainnya seling berhubungan. Ketika seseorang melihat album ini, dia akan dibawa ke suatu kisah pada masa tertentu yang telah terjadi. Photo yang terlihat seakan bercerita layaknya sebuah film atau sinetron. Contoh album seperti ini seperti photo-photo pernikahan, photo dalam perjalanan, dan sejenisnya.
  • Frame Album yaitu yaitu konsep album yang menggambarkan suatu suasana tertentu. Contoh album seperti ini yaitu album kalender, album musim salju, photo di singgasana perkawinan, dan sejenisnya
  • Photo Model Album yaitu konsep album yang menampilkan berbagai gaya atau model pemotretan. Contoh album seperti ini biasaya dipakai unuk tampilan iklan di berbagai majalah, news peper, dan sejenisnya.
  • Dan ada banyak konsep-konsep album lainnya sesuai imajinasi yang dapat anda kembangkan
Tentukan Tema Foto
Tema mengacu kepada nuansa (suasana dan setting) yang ingin dimunculkan dari karya foto. Beberapa contoh tema misalnya: etnik (Javanese, Minang, Chinese, Arabic, Sundanese), kolonial, masa remaja, oriental, horror, wild western (seperti film-film koboi), casual, office environment, futuristik, luar angkasa, gurun pasir, hutan Amazon, dan sebagainya sesuai imajinasi pasangan pre-wedding.
Pilih Kostum dan Lokasi
Pemilihan tema di atas sangat penting karena akan menentukan langkah selanjutnya yakni pemilihan kostum dan lokasi pemotretan. Banyak lokasi di Indonesia tersedia untuk mendukung berbagai tema yang diinginkan. Banyak tempat di kota-kota besar juga menyediakan jasa penyewaan kostum untuk berbagai tema tersebut. Jika bingung dengan tema dan daya imajinasi sedang mentok, tema casual yang ringan bisa dijadikan pilihan terakhir
Pilih Fotografer yang Tepat
Ketiga tips di atas merupakan langkah awal yang sebaiknya dilakukan pasangan pre-wedding. Langkah selanjutnya adalah memilih fotografer yang cocok untuk keperluan sesuai tema. Jika tema yang dipilih menuntut banyak pemotretan di studio dengan menggunakan berbagai efek pencahayaan buatan, maka fotografer dengan spesialis outdoor kurang dapat memberikan pelayanan yang memuaskan. Sebaliknya, jika sesi pemotretan akan banyak dilakukan di luar ruangan dengan kondisi alam yang mendekati ekstrim (misal sangat panas, sangat dingin, sangat basah, dll), maka pilihlah fotografer yang memang tangguh dan handal untuk kondisi-kondisi semacam itu.

Demikianlah sekadar tips agar karya foto pre-wedding memiliki nilai lebih.




Posting Komentar

0 Komentar